
Kamis-Jumat kemarin KompasTV menyambangi UPI sebagai venue untuk Kampus KompasTV. Tentu ini sangat menarik bagi mahasiswa di UPI, Karena biasanya acara seperti diadakan di ITB atau Unpad. Sebelumnya pun ada rangkaian acara NET Roadshow ke Bandung dan memilih UPI sebagai venue kampus. Entah mengapa, karena secara letak pun ITB atau Unpad lebih strategis. Hipotesis paling besar adalah mereka sedang ingin mencakup bidang pendidikan di mana dalam hal ini UPI menjadi pilihan terbaik untuk Bandung.
Keracunan @twitchangcuters !!!@TimMarbun @Bayusutiyono @GloryOyong @KompasTV pic.twitter.com/INE8qJNJE1
— sapaindonesia (@sapa_indonesia) December 11, 2015
Hari pertama aku hanya bisa mendengar kemeriahan acara dari GIK, sebuah gedung kecil tepat di samping Gymnasium, lokasi berlangsungnya acara. Aku hanya dapat mendengar band Tipe-X tampil. Sisanya hanya melihat di Instagram dan diceritakan oleh kawan yang mendatangi acara tersebut. Namun yang ingin aku datangi adalah keesokan harinya, di mana terdapat live acara Sapa Indonesia Pagi. Yang ini jangan sampai ketinggalan.


Esoknya, demam pagi menyerang kembali. Ah, terlambat pikirku. Aku lalu menyalakan TV dan tentu langsung mengecek KompasTV. Ternyata syutingnya diadakan di depan Museum Pendidikan Nasional UPI. Saat itu sedang wawancara dengan beberapa mahasiswa yang tergabung dalam UKM Sulap yang cukup terkenal di kampus ini, The SOUM. Dan di sana pula disajikan trik-trik sulap yang cukup menghibur. Dan lalu yang mengejutkan adalah kedatangan The Changcuters. Aku sempat menyaksikan satu lagu penampilan The Changcuters lewat layar kaca. Karena penasaran, aku langsung bergegas ke menuju museum.
Sesampainya di sana ternyata aku belum terlambat. The Changcuters sedang membawakan lagu “Racun Dunia”. Aku pun sempat mengabadikan momen tersebut dan akhirnya mengunggahnya ke Youtube. Kedatangan The Changcuters ternyata sangat special karena tidak ada di publikasi acara Kampus KompasTV, karena mereka hadir hanya untuk di sesi Sapa Indonesia Pagi saja. Aku berada di sana hingga akhir acara dan akhirnya mendapat kesempatan untuk berjabat tangan dengan Qibil dan berselfie bersama bassist dari The Changcuters, sedangkan Tria sudah dijaga ketat oleh pengawal dari management band asal Bandung tersebut.
Sore harinya aku baru sempat mendatangi Gymnasium untuk acara utamanya. Dan aku baru tahu kalau lantai dasar dari Gymnasium sekarang menjadi “kolong” dari Gymnasium setelah direnovasi. Panggung, lighting, dekorasi acara ini membuat kesan berbeda untuk Gymnasium UPI. Di sana paling seru tentu saat Stand Up Comedy Seru (SUPER). Aku menunggu talkshow Rosi karena mengundang Menteri ESDM. Menunggu hingga beberapa lagu dari band Sore cukup membuat bosan ditambah para mahasiswa yang sudah meninggalkan tempat. Dan saat aku bertanya pada salah satu crew di sana, ternyata acara yang aku tunggu-tunggu sudah lewat. Ah ya sudahlah, akhirnya aku pulang dari Gymnasium.

Acara yang menarik, dan hal yang paling aku lewatkan tentu saja workshop jurnalistik yang diadakan di University Center UPI. Mungkin terlalu fokus pada tugas besar, jadi beberapa informasi pun terlambat untuk didapatkan. Tapi bisa menonton The Changcuters di depan Museum Pendidikan Nasional UPI itu sesuatu yang luar biasa.